Berita Sains Global-Tren kemunduran demokrasi diperparah dengan adanya situasi pandemi global. “Dalam konteks demokrasi, krisis yang diakibatkan oleh penyebaran Covid-19 dapat mempengaruhi cara pandang dan bentuk kebijakan pemerintah dalam mengelola roda pemerintahan,” tutur Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN, Ahmad Najib Burhani.
Di tengah kondisi pandemi, dikatakan Najib bahwa publik dihadapkan pada pilihan untuk beradaptasi dan bernegosiasi dengan situasi baru yang disebut dengan istilah new normal. Hal demikian dilakukan agar segala agenda pemerintahan tidak terganggu dan dapat terus berlanjut.
“Kondisi baru ini mengarahkan kita semua untuk menjawab pertanyaan seputar arah perkembangan demokrasi, stabilitas pemerintahan dan dinamika politik post-pandemi di tahun 2022, bersamaan dengan Indonesia mulai memasuki momentum politik yang penting dalam agenda demokrasi, yaitu dimulainya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum,” ungkap Najib.
Untuk itu, BRIN memandang perlu mengadakan diskursus akademik sebagai bentuk proyeksi demokrasi dan dinamika politik kedepan. “Diskursus tersebut akan dilakukan dengan menempatkan analisis yang komprehensif dari masing-masing klaster penelitian,” sebut Najib.
Kepala Pusat Riset Politik BRIN, Athiqah Nur Alami menyatakan ruang lingkup penelitian meliputi klaster bidang:(1). Politik luar negeri dan isu-isu internasional;(2). Agama, etnisitas, gender dan politik; (3),Perwakilan politik, pemerintahan dan otonomi daerah; (4). Konflik, pertahanan dan keamanan; (5) Ekonomi politik dan isu-isu strategis.
Selanjutnya, dikatakan Athiqah dimulainya tahapan penyelenggaraan Pemilu, beberapa isu-isu strategis lain penting untuk diperhatikan dalam perjalanan demokrasi Indonesia 2022. “Diantaranya, isu strategis bidang ekonomi politik, yaitu pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan isu tentang ibu kota negara (IKN) yang belakangan ini semakin mengemuka dan menjadi pembahasan serius dikalangan elit politik dan pemerintah pusat,” terang Athiqah.
“Sementara itu, dalam melihat arah perkembangan demokrasi dan dinamika politik tahun ini, kita juga perlu melakukan proyeksi terhadap sejumlah potensi ancaman di bidang pertahanan dan keamanan dalam rangka mempertahankan stabilitas politik, keutuhan dan kedaulatan NKRI,” pungkas Athiqah